Selasa, 28 September 2010

Ebook Tutorial ArcGIS

editing in arcgis b 3069812vb Plan: Ebook Tutorial ArcGISArcGIS adalah perangkat lunak yang menurut saya sangat advance di dalam analisa dan pengelolaan data spasial. Saya belajar GIS/Pemetaan dimulai dari perangkat lunak MS Excel, MapInfo, ArcView, dan sekarang ArcGIS. Sekali-sekali coba-coba MapWindow dan QGIS. Banyak alternatif perangkat lunak baik yang opensources ataupun yang proprietary. Namun, menurut penilaian saya, sekarang ini ArcGIS adalah yang terbaik untuk digunakan dalam hal analisa dan pengelolaan data spasial.

Banyak tutorial-tutorial kecil yang sudah saya buat dalam hal rsgis, khususnya dalam hal penggunaan perangkat lunak. Sebenarnya tutorial-tutorial tersebut saya buat hanya untuk mendokumentasikan saja, siapa tahu saya sendiri memerlukannya di lain waktu. Maklum, sering lupa. Kadang beberapa teman yang datang ke kantor ngopy file-file tutorial yang saya buat tersebut. Dengan cara ini efektivitas sharing menjadi berkurang karena yang diberikan bersifat terpisah-pisah. Akhirnya hanya efektif untuk pengguna yang sudah lebih dari sekedar mengenal ArGIS.

Terpikir untuk menyatukan tutorial-tutorial khususnya perangkat lunak ArcGIS, akhirnya saya tekadkan untuk merangkumnya dalam satu kesatuan dan terstruktur. Sudah banyak buku-buku tutorial ArcGIS beredar terutama yang berbahasa Inggris. Namun saya tidak suka hanya menerjemahkan karena tidak akan kena. Buku/paper/tulisan tutorial ArcGIS yang berbahasa Indonesia saya pikir tidak “lengkap” dalam menuntun user, khususnya pemula, untuk bisa ber-ArcGIS ria. Terlalu banyak detail tapi mencakup materi yang dangkal.

Sementara ini saya masih mempelajari format pengupasan yang baik. Sementara ini, menurut saya, sebuah buku tutorial (ArcGIS) harus mengupas banyak hal tapi tidak terlalu detail. Benar bahwa tutorial yang baik harus mengupas sesuatu sedetail mungkin, namun untuk sebuah buku tutorial yang komprehensif, detail yang tidak perlu wajib dihilangkan agar buku tidak beribu-ribu halaman. Contohnya adalah dalam menjelaskan step-by-step tidak perlu dalam setiap step ada gambarnya. Perkiraan saya buku yang sedang saya buat tidak akan memiliki jumlah halaman lebih dari 500 halaman. Semoga.

Tulisan ini ditujukan agar saya lebih terpacu untuk merangkum dan menyempurnakan tutorial-tutorial ArcGIS yang saya buat ke dalam satu buku. Saya tahu ini cukup sulit mengingat waktu saya sedikit, ya paling nyuri2 dari waktu kantor boleh lah.

Anda bisa download draft chapter yang sudah saya selesaikan draft terakhirnya. Berikut adalah skema Chapter yang sudah dibuat:

1. Pengantar GIS dan ArcGIS (Download Tutorial; Download Data)
2. Pengenalan ArcMAP (Download Tutorial; Download Data)
3. Membuat Peta Indonesia (Download Tutorial; Download Data)
4. Pengantar ArcCatalog (Download Tutorial; Download Data)
5. Geodatabase (Tidak tersedia sebelum final release)
6. Input Data (Download Tutorial; Download Data)
7. Editing (Download Tutorial; Download Data)
8. Tabel dan Query (Download Tutorial; Download Data)
9. Data Display (Download Tutorial; Download Data)
10. Layout (Download Tutorial; Download Data)
11. Toolbox dan Model Builder (Tidak tersedia sebelum final release)
12. Geoprocessing (Download Tutorial; Download Data)
13. Ekstensi
14. Analisa Hidrology (Download Tutorial; Download Data)
15. Pemetaan Topography (Download Tutorial; Download Data)
16. Penataan Areal Kerja (Download Tutorial; Download Data)
17. Pemetaan Dampak Lingkungan
18. Penentuan Lokasi yang Cocok
19. Pemetaan Pergerakan Bekantan
20. Inventarisasi Sumberdaya Hutan (Download Tutorial; Download Data)
21. Pemetaan Batuan (Download Tutorial; Download Data)
22. Pemetaan Iklim


Administrasi Pertanahan

Kegiatan administrasi pertanahan adalah suatu kegiatan identifikasi dan pendaftaran kepemilikan tanah. Terdapat tiga hal yang dilakukan yaitu (1) pengukuran, pemetaan dan pembukuan tanah (2) pendaftaran dan peralihan hak atas tanah (3) pemberian sertifikat tanah. Administrasi pertanahan terkait erat dengan kegiatan yang dilakukan oleh Badan Pertanahan Nasional (BPN) dan PBB (Pajak Bumi dan Bangunan).
Kegiatan pengukuran tanah

Survey Hidrografi

Hidrografi adalah ilmu terapan di dalam melakukan pengukuran dan pendeskripsian objek-objek fisik di bawah laut untuk digunakan dalam navigasi. Informasi yang diperoleh dari kegiatan ini untuk pengelolaan sumberdaya laut dan pembangunan industri kelautan.

Survey hidrografi

Pemotretan Udara atau Fotogrametri

Fotogrametri adalah suatu seni, ilmu dan teknik untuk memperoleh data-data tentang objek fisik dan keadaan di permukaan bumi melalui proses perekaman, pengukuran, dan penafsiran citra fotografik. Citra fotografik adalah foto udara yang diperoleh dari pemotretan dari udara yang menggunakan pesawat terbang atau wahana terbang lainnya. Hasil dari proses fotogrametri adalah berupa peta foto atau peta garis. Peta ini umumnya dipergunakan untuk berbagai kegiatan perencanaan dan desain seperti jalan raya, jalan kereta api, jembatan, jalur pipa, tanggul, jaringan listrik, jaringan telepon, bendungan, pelabuhan, pembangunan perkotaan, dsb.

Foto Udara dan
Kegiatan pemotretan udara

Global Positioning System (GPS)

GPS adalah sistem radio navigasi dan penentuan posisi menggunakan satelit yang dimiliki dan dikelola oleh Amerika Serikat. Sistem ini dapat digunakan oleh banyak orang sekaligus dalam segala cuaca, serta didesain untuk memberikan posisi dan kecepatan tiga dimensi yang teliti dan juga informasi mengenai waktu secara kontinyu di seluruh dunia. GPS telah banyak digunakan di Indonesia, antara lain untuk eksplorasi minyak, pertambangan, geologi, kelautan, dan dapat diintegrasikan dengan SIG misalnya untuk tracking benda bergerak (mobil, pesawat, satelit, dll).
Survey
GPS l

Penginderaan Jauh

Penginderaan Jauh adalah ilmu dan seni untuk memperoleh informasi tentang obyek, daerah, atau gejala, dengan jalan menganalisis data yang diperoleh dengan menggunakan alat tanpa kontak langsung terhadap obyek, daerah, atau gejala yang dikaji. Alat yang dimaksud adalah sensor dari satelit sedangkan data yang dihasilkan berupa citra satelit. Saat ini satelit pengideraan jauh yang banyak digunakan antara lain: Landsat, SPOT, NOAA, Ikonos, dan Quick Bird.

Contoh
citra dan satelit penginderaan jauh

Satelit WorldView-2

Satelit WorldView-2 adalah satelit generasi terbaru dari Digitalglobe yang diluncurkan pada tanggal 8 Oktober 2009. Citra Satelit yang dihasilkan selain memiliki resolusi spasial yang tinggi juga memiliki resolusi spectral yang lebih lengkap dibandingkan produk citra sebelumnya.

Resolusi spasial yang dimiliki citra satelit WorldView-2 ini lebih tinggi, yaitu : 0.46 m – 0.5 m untuk citra pankromatik dan 1.84 m untuk citra multispektral.

Citra multispektral dari WorldView-2 ini memiliki jumlah band sebanyak 8 band, sehingga sangat memadai bagi keperluan analisis-analisis spasial sumber daya alam dan lingkungan hidup.

Spesifikasi teknis dari Satelit WorldView-2.

Peluncuran Tanggal : 8 Oktober 2009
Roket Peluncur : Delta 7920
Lokasi Peluncuran : Vandenberg Air Force Base, California
Orbit Tinggi : 770 kilometer Sun synchronous, jam 10:30 am descending node
Periode orbit : 100 menit
Masa Operasi 7.25 tahun, meliputi seluruh yang terpakai dan yang mengalami penyusutan (mis. bahan bakar).
Dimensi Satelit, Bobot & Power 4.3 meter tinggi x 2.5 meter lebar, 7.1 meter lebar panel energi surya
Bobot : 2800 kilogram
3.2 kW panel surya, 100 Ahr battery
Sensor Bands
  • Pankromatik
  • 8 Multispektral:
    • 4 standard colors: blue, green, red, near-IR 1
    • 4 new colors: coastal, yellow, red edge, near-IR 2
Resolusi Sensor (GSD = Ground Sample Distance) Pankromatik : 0.46 meter GSD pada nadir
0.52 meter GSD pada 20° off-nadir
Multispektral: 1.84 meter GSD pada nadir
2.08 meter GSD pada 20° off-nadir
(catatan : citra satelit harus diresampling ke ukuran 0.5
meters bagi kostumer di luar pemerintahan Amerika)
Dynamic Range 11-bit per pixel
Lebar Sapuan 16.4 kilometer pada nadir
Kapasitas penyimpanan 2199 gigabit
Perekaman per orbit 524 gigabit
Maksimal area terekam pada sekali lintas 65.6 km x 110 km mono
48 km x 110 km stereo
Putaran ke lokasi yg sama 1.1 hari pada 1 meter GSD atau kurang
3.7 hari pada 20° off-nadir atau kurang (0.52 meter GSD)
Ketelitian lokasi (CE 90)
  • 6.5m CE90, dengan perkiraan antara 4.6 s/d 10.7 meter CE90, di luar pengaruh terrain dan off-nadir
  • 2.0 m jika menggunakan registrasi titik kontrol tanah

Contoh Tampilan citra satelit WordView-2

Citra Satelit WorldView-2, 0.50 m natural color, Miami, USA

Komposisi band pada citra satelit WorldView-2 multispektral

Citra Satelit WorldView-2, 0.50 m natural color, Miami, USA

Satelit WorldView-1

Citra Satelit yang dihasilkan dari pemotretan atau perekaman melalui sensor yang ditempatkan pada satelit WorldView-1 merupakan satelit generasi selanjutnya yang ditempatkan pada ketinggian 496 km di atas permukaan bumi, memiliki kemampuan merekam data permukaan bumi per hari seluas 750,000 km² berupa citra dengan resolusi 0.5 m pankromatik dengan waktu kedatangan kembali pada lokasi yang sama dalam 1.7 hari.

Satelit WorldView-1 ini hanya menghasilkan citra pankromatik saja dari sensor yang memiliki kemampuan resolusi 0.50 m pada nadir dan 0.59 m pada kondisi 25° off-nadir, dengan jarak sapuan yang cukup lebar sepanjang 17.6 km.

Spesifikasi teknis dari Satelit WorldView-1.

Peluncuran Tanggal : 18 September 2007

Roket Peluncur : Delta 7920

Lokasi Peluncuran : Vandenberg Air Force Base

Orbit Tinggi : 496 kilometer Sun synchronous, jam 10:30 am descending node

Periode orbit : 94.6 menit

Masa Operasi Diperkirakan s/d tahun 2018
Dimensi Satelit, Bobot & Power 3.6 meter tinggi x 2.5 meter lebar,

7.1 meters lebar panel energi surya

Bobot : 2500 kilogram

3.2 kW panel surya, 100 Ahr battery

Sensor Bands Pankromatik
Resolusi Sensor (GSD = Ground Sample Distance) 0.50 meter Ground Sample Distance (GSD) pada nadir

0.59 meter GSD pada 25° off-nadir

Dynamic Range 11-bits per pixel
Lebar Sapuan 17.6 kilometer pada nadir
Kapasitas Penyimpanan 2199 gigabit
Perekaman per orbit 331 gigabit
Maksimal Area terekam dalam sekali lewat 60 x 110 km mono

30 x 110 km stereo

Putaran ke lokasi yg sama 1.7 hari pada 1 meter GSD atau kurang

4.6 hari pada 25° off-nadir atau kurang (0.59 meter GSD)

Ketelitian lokasi
  • 6.5 m CE90 pada nadir, dengan ketelitian actual antara 4.0 – 5.5 m CE90 pada nadir, diluar pengaruh terrain dan off-nadir
  • · 2.0 m jika menggunakan registrasi titik kontrol tanah

Contoh Tampilan citra satelit WordView-1

Citra Satelit WorldView-1, 0.5 m pankromatik

Kota Adis Ababa, Ethiopia

Satelit QuickBird

Citra Satelit yang dihasilkan dari pemotretan atau perekaman melalui sensor yang ditempatkan pada satelit Quickbird, memiliki resolusi spasial 0.61 m pankromatik (BW) dan 2.4 m multipektral (berwarna), dengan ketelitian lokasi 23 m tanpa menggunakan titik kontrol tanah. Kemampuan cakupan dalam sekali perekaman tunggal seluas 16.5 km x 16.5 km atau perekaman dalam bentuk strip seluas 16.5 km x 115 km.

Satelit Quickbird memiliki spesifikasi tertentu sebagai berikut:

Peluncuran

Tanggal : 18 Oktober 2001
Range waktu Peluncuran : 1851-1906 GMT (1451-1506 EDT)
Roket Peluncur : Delta II
Lokasi Peluncuran : SLC-2W, Vandenberg Air Force Base, California

Orbit

Tinggi: 450 km, 98 derajat, sun-synchronous inclination
Putaran ke lokasi yg sama : 2-3 hari tergantung posisi Lintang
Periode orbit : 93.4 minutes

Perekaman Per Orbit

~128 gigabits (sekitar 57 image area tunggal)

Lebar Sapuan & Luas Area

Lebar Sapuan : 16.5 kilometer di atas nadir dan kemampuan sapuan tanah : 544 km di pusat daerah lintasan satelit (hingga ~30° off-nadir) Areas of interest

  • Single Area: 16.5 km x 16.5 km
  • Strip: 16.5 km x 115 km

Ketelitian

Kesalahan radius 23 meter, dan kesalahan linear 17 meter (tanpa titik kontrol)

Resolusi Sensor & Spectral Bandwidth

Pankromatik

  • 61 centimeter (2 ft) Ground Sample Distance (GSD) pada nadir
  • Black & White: 445 s/d 900 nanometer

Multispektral

  • 2.4 meter (8 ft) GSD pada nadir
  • Blue: 450 – 520 nanometer
  • Green: 520 – 600 nanometer
  • Red: 630 – 690 nanometer
  • Near-IR: 760 – 900 nanometer

Dynamic Range

11-bit per pixel

Kapasitas Penyimpanan

128 gigabit

Dimensi & Umur Satelit

Perkiraan usia : s/d tahun 2010
Bobot : 1050 Kg, panjang 3.04-meter (10-ft).

Dengan resolusi spasial yang tinggi, citra satelit Quickbird mampu menyajikan penampakan objek cukup detail dan bisa menampilkan objek hingga skala 1 : 2,500.

Aksi Piala Dunia 2010 Gunakan Tiga Satelit

Ilustrasi : 906fmstereo.webs.com

PIALA Dunia 2010 semakin meriah, aksi para pemain lapangan hijau di benua hitam, Afrika Selatan, semakin menambah panas suasana piala dunia kali ini. Tidak ketinggalan, peran teknologi dalam ajang kompetisi sepak bola ini tidak bisa disepelekan. Canggihnya teknologi, pihak FIFA menggunakan tiga bantuan satelit untuk memantau jalannya pertandingan.

Teknologi satelit yang digunakan ini memungkinkan jutaan penikmat sepak bola dikompetisi Piala Dunia dapat mengawasi perhelatan akbar antara tim-tim kebanggaanya dengan tim lawan. Tidak hanya itu saja, berkat kecanggihan teknologi ini, para jutaan fans juga bisa menikmati gambar resolusi tinggi melalui layanan Internet.

Tiga kecanggihan satelit itu antara lain pada situs GeoEye, DigitalGlobe dan Spot Image yang akan memperlihatkan 10 dari lokasi Piala Dunia di Afrika Selatan. Tidak tanggung-tanggung, teknologi ini juga mampu menampilkan gambar dengan resolusi High Definiton (HD).

Melalui satelit GeoEye, anda akan memperoleh gambar dari ketinggian 423 mil dan memperbesar Afrika lebih dari empat mil per detik di masing-masing kutub orbitnya. Resolusi yang digunakan oleh GeoEye -1 adalah setengah meter atau dua kali lebih tajam daripada resolusi Ikonos yang hanya 1 meter-per-pixel.

Sedangkan, pada DigitalGlobe telah menempatkan Piala Dunia yang dapat diatur melalui layanan aplikasi Flickr. Untuk tampilan dari galeri DigitalGlobe juga mencakup Mbombela Stadion.

DigitalGlobe sendiri mendapatkan citra setengah meter-resolusi dari satelit QuickBird dan dari WorldView-1 dan WorldView-2. Pada situs resminya, Spot Image menawarkan galeri video dengan menggunakan layanan YouTube ditambah dengan 10 stadion yang akan membawa Anda dengan cepat melihatnya.

Bagi Anda yang ingin menontonnya di YouTube, bisa melakukan optimalisasi dengan ukuran gambar yang terbaik. Gambar tersebut disediakan oleh Kompsat-2, sebuah satelit yang dimiliki oleh negara Korea Selatan yang menyediakan view satu-meter-resolusi hitam-putih dan 4 meter warna dengan resolusi gambar.

Sumber: http://csui05.net

Pemanfaatan Citra Satelit Resolusi Tinggi

Bidang Pertanian dan Perkebunan

  1. Melakukan observasi pada lahan yang luas, petak tanaman hingga tiap individu tanaman.
  2. Melakukan identifikasi jenis tanaman dan kondisi tanah, potensi panen, efektifitas pengairan, kesuburan dan penyakit tanaman, kandungan air.
  3. Secara berkala (time series) dapat digunakan untuk : Memantau pertumbuhan tanaman, laju perubahan jenis tanaman, perubahan atau alih fungsi lahan pertanian, tingkat kerusakan tanaman akibat hama dan penyakit, pemilihan tanaman yang siap panen, an lain-lain.
  4. Menghitung jumlah pohon dan volume hasil panen komoditi perkebunan.
  5. Perencanaan pola tanam perkebunan
  6. Perencanaan peremajaan tanaman perkebunan.

Klasifikasi penggunaan lahan pertanian

Bidang Kehutanan

  1. Monitoring batas-batas fungsi kawasan hutan
  2. Identifikasi wilayah habitat satwa
  3. Identifikasi perubahan kawasan hutan akibat illegal loging.
  4. Inventarisasi Potensi Sumber Daya Hutan
  5. Pemetaan kawasan unit-unit pengelolaan hutan
  6. Perencanaan lokasi reboisasi.

Bagi unit pengelolaan hutan HPH

  • Inventarisasi luas lahan HPH
  • Menghitung potensi volume kayu
  • Perencanaan dan pembuatan site plan
  • Perencanaan jalur transportasi loging
  • Mengidentifikasi batas kawasan
  • Evaluasi laju produksi

Bagi unit pengelolaan hutan HTI

  • Perencanaan pembagian areal usaha ke dalam bentuk blok, petak dan anak petak
  • Perencanaan lokasi camp, lokasi menara pengawas, lokasi persemaian, dan lain-lain.
  • Monitoring pertumbuhan tanaman dan areal siap panen.

Secara berkala (time series) digunakan untuk :

  • Memantau laju kerusakan hutan (deforestation)
  • Memantau perubahan lahan pada kawasan hutan
  • Memantau keberhasilan Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan (Gerhan).

Manajemen resiko kebakaran hutan, manajemen sumber daya air, mendukung tugas-tugas konservasi

Bidang Pertambangan dan Energi

  1. Inventarisasi potensi pertambangan
  2. Pemetaan situasi tutupan lahan pertambangan yang akan di buka
  3. Perencanaan site plan lokasi pertambangan
  4. Inventarisasi lokasi pertambangan liar dan PETI
  5. Monitoring perubahan lahan akibat kegiatan pertambangan terbuka
  6. Monitoring kegiatan rehabilitasi lahan.
  7. Inventarisasi potensi dan perencanaan lokasi pembangkit listrik tenaga mikrohidro.

Pemetaan Kawasan Pertambangan

Perencanaan dan penyusunan strategi ekplorasi serta pengelolaan asset

Monitoring Kondisi lingkungan dan reklamasi area pertambangan

Bidang Perencanaan dan Pembangunan

  1. Pembuatan peta detail penggunaan lahan
  2. Perencanaan tata ruang, DED dan Lanscape pembangunan
  3. Identifikasi dan inventarisasi kawasan-kawasan kumuh
  4. Perencanaan dan manajemen sarana dan prasarana wilayah
  5. Pemetaan kawasan rawan bencana alam
  6. Pemantauan dan penanggulangan bencana alam

Pemetaan Kawasan Bencana Alam

Pemetaan Infrastruktur Jaringan Jalan

Inventarisasi batas pemilikan lahan (persil)

Perencanaan Tata Ruang dan Lanscape Pembangunan

Bidang entertainment dan pelatihan

  1. Simulasi Terbang pada pelatihan pilot.
  2. Visualisasi 3 dimensi relief permukaan bumi pada industri film dan game.

Relief Permukaan Bumi 3 Dimensi

Bidang Arsitek dan Konstruksi

  1. Desain dan perencanaan tapak konstruksi
  2. Desain dan perencanaan lanscape konstruksi
  3. Perbaikan proses desain
  4. Monitoring proses konstruksi.

Landscape sebelum dan sesudah konstruksi

Perencanaan bagian-bagian detail konstruksi besar

Bidang Pertahanan dan Intelijen

  1. Mendukung Operasi Intelijen
  2. Operasi Tempur
  3. Operasi Territorial
  4. Operasi militer selain perang.

Penentuan target sasaran operasi dan reconnaissance keadaan wilayah

Identifikasi kekuatan peralatan dan persenjataan lawan serta keadaan fasilitas militer lainnya

Monitoring dampak kerusakan infrastrukturdari operasi pemboman militer

Model 3 dimensi untuk simulasi latihan operasional pertempuran

APLIKASI REAL CITRA SATELIT WORLDVIEW-2 DALAM PEMBANGUNAN WILAYAH DI INDONESIA

Pemanfaatan citra satelit dalam Pemetaan Kawasan Tambang

Pemetaan Kawasan Tambang Terbuka Batu bara PT. BA Tanjung Enim dan sekitarnya tahun 2008, berdasarkan interpretasi citra satelit.

Pemanfaatan citra satelit dalam Monitoring Daerah Terkena Bencana

Pemetaan untuk memonitoring daerah yang terkena dampak bencana luapan lumpur dari sumur bor PT. Lapindo Brantas di Sidoarjo-Jawa Timur, dalam upaya inventarisasi lahan yang harus diganti rugi.

Peta monitoring keadaan luapan lumpur Lapindo, serta rencana kolam penampungan dan tanggul, juga keterangan lokasi pengungsi dan lokasi pusat semburan dan sumur-sumur lainnya.

Monitoring perkembangan luapan lumpur untuk wilayah pemukiman di wilayah Porong – Sidoarjo.

Monitoring perkembangan luapan lumpur Lapindo pada kondisi terakhir.

Citra satelit untuk visualisasi daerah yang terkena bencana jebolnya Situ Gintung – Jakarta.

Pemanfaatan citra satelit untuk Perencanaan Infrastruktur

Perencanaan pembangunan jalan tol Bandung-Sumedang, disajikan dalam bentuk 3 dimensi untuk mengetahui bagian yang harus ditimbun, dipotong atau dibuat jembatan serta wilayah pembebasan.

Perencanaan Jalur Transportasi dan Trayek dalam suatu region, sehingga bisa menjangkau seluruh wilayah.

Pemanfaatan citra satelit untuk Pertanian dan Perkebunan

Perencanaan lahan-lahan pertanian yang akan ditanami jenis tanaman dengan varietas tertentu dalam pilot projek penelitian diversifikasi dan ketahanan terhadap hama dan penyakit.

Pemetaan Lahan Pertanian dan Jenis Komoditi yang ditanam untuk menghitung jumlah produksi pertanian wilayah.

Analisis penghitungan jumlah pohon dalam perkebunan kelapa sawit, dalam upaya menaksir jumlah produksi dalam luasan area tertentu, berdasarkan sampel area untuk mengetahui kerapatan pohon per luasan, atau dengan cara otomatis menggunakan pengolahan deteksi berdasarkan profil intensitas mahkota pohon dan konsep geometri diferensial dan kurva tepian objek.

Monitoring optimalisasi pola penanaman kelapa sawit pada areal perkebunan.

Pemanfaatan citra satelit dalam pembuatan peta wilayah

Peta garis wilayah Kota Jambi hasil interpretasi dan delineasi citra satelit, sehingga menghasilkan peta vektor skala 1 : 5000

Pemetaan situasi di sepanjang koridor jalan tol yang melintasi wilayah Provinsi Banten sebagai bahan perencanaan pembangunan daerah.

Pemanfaatan citra satelit untuk Deteksi Perubahan Lingkungan

Pemetaan dan pemantauan daerah rawan erosi yang dideteksi dari kerapatan dan pola aliran sungai, keadaan terain serta tutupan lahan.

Pemanfaatan citra satelit untuk keperluan Kehutanan dan Lingkungan Hidup

Pemantauan penyebaran kebakaran hutan di suatu wilayah untuk keperluan upaya penanggulangannya.

Monitoring keadaan hutan di sekitar Gunung Tangkuban Perahu-Jawa Barat, untuk melihat kondisi kerusakan hutan yang terjadi.

Pemanfaatan citra satelit 3 dimensi untuk memantau keadaan hutan di puncak dan lereng Gunung Kerinci-Sumatera Barat.

Pemanfaatan citra satelit untuk Pemetaan Sumber Daya Mineral

Pemetaan Penyebaran Singkapan Sumber Daya Mineral di suatu wilayah dalam rangka inventarisasi potensi sumber daya alam daerah, dengan memanfaatkan spectral analisis citra